Hari Trauma Sedunia: Apa itu dan Bagaimana Mengatasinya?
Hari Trauma Sedunia, yang diperingati setiap tahun pada tanggal 27 Juni, adalah sebuah momen penting di mana kita bersama-sama mengarahkan perhatian kepada dampak traumatis yang memengaruhi individu dan komunitas di seluruh dunia. Trauma, dalam segala bentuknya, dapat mempengaruhi fisik, mental, dan emosional seseorang, dan seringkali memiliki efek jangka panjang yang mendalam. Hari ini memberikan kita kesempatan untuk mengakui perjuangan individu yang selamat dari trauma, serta untuk meningkatkan pemahaman dan dukungan yang kita berikan kepada mereka yang masih berjuang untuk pulih.
Hari Trauma Sedunia juga merupakan ajakan bagi kita semua untuk memikirkan peran kita dalam mencegah trauma dan membantu mereka yang terpengaruh. Ini mencakup tidak hanya peristiwa-peristiwa besar seperti perang dan bencana alam, tetapi juga trauma interpersonal seperti kekerasan, pelecehan, dan kehilangan yang menghancurkan. Semakin kita memahami dampak trauma dan bekerja untuk menciptakan masyarakat yang lebih peduli dan mendukung, semakin kita mendekati visi dunia yang bebas dari penderitaan trauma.
Apa Itu Hari Trauma Sedunia ?
Sebagai catatan, hari trauma sedunia bukanlah hari dimana rasa trauma dirayakan. Sama seperti hal nya hari ulang tahun seseorang yang dirayakan. Hari yang jatuh pada tanggal 17 Oktober ini. Dia adalah hari untuk meningkatkan kemawasan tentang tingginya tingginya angka kecelakaan lalu lintas di dunia.
Hari trauma sedunia mungkin lebih tepat disebut hari yang diperingati. Namun, tahukah kamu ? Kalau hari trauma ini pertama kali dirayakan hanya di New Delhi, India. Jumlah orang yang meninggal karena kecelakaan lalu lintas di tempat itu sangat tinggi. Melansir dariĀ nasional today. Sampai mencapai 400 orang per hari meninggal gara-gara kecelakaan lalu lintas. Hal pilu tersebut terjadi di New Delhi
PTSD Yang Merugikan Korban
Salah satu dampak paling tidak menyenangkan terkait trauma adalah PTSD. Kepanjangan nya adalah Post Traumatic Stress Disorder. Secara sederhana PTSD merupakan gangguan mental yang dialami korban trauma. Gangguan ini bersifat emosional, mental, dan bisa juga fisik secara intens.
Sisi mengerikan dari trauma adalah bagaimana PTSD bisa mempengaruhi hidup korban untuk waktu yang sangat lama.Pasalnya PTSD ini punya banyak pemicunya di dunia nyata. Bagi korban dan orang-orang yang mengalami hal Serupa. Mereka butuh waktu lama untuk menyembuhkan masalah hidup itu. Kabar baiknya disini adalah PTSD bisa dirawat dan bisa sembuh lewat terapi. Bantuan psikiater juga bagus dalam hal ini.
Yuk Saling Membantu
Para pembaca sekalian, ungkapan umur seseorang tidak ada yang tahu juga berlaku dalam kasus ini. Trauma dan PTSD seseorang mungkin tidak merengut nyawa korban. Tapi Trauma dan PTSD merebut perasaan aman untuk hidup dan berkarya dari korban. Hidup orang yang mengalami trauma. Itu tidak berbeda dengan hidup dihantui hewan buas. Karena pemicu perasaan trauma ini ada dalam kehidupan sehari-hari mereka.
Melalui artikel, diharapkan pembaca bisa mencoba memahami orang yang bernafas sambil dihantui trauma dalam hidup. Melalui artikel ini juga, harapan nya orang bisa jadi lebih saling membantu terhadap korban trauma. Jangan sampai kifa menghakimi, melabeli, atau mencap orang yang punya trauma sebagai pengecut. Karena kita bisa saja menjadi seperti mereka, hanya dalam situasi yang berbeda. Ayo mari kita saling membantu dan bekerja sama.
Dalam merayakan Hari Trauma Sedunia, kita diingatkan akan kerentanan manusia, kekuatan kelompok, dan pentingnya empati dalam mengatasi trauma. Ini adalah saat untuk merenungkan bagaimana kita bisa memberikan dukungan, menghilangkan stigma, dan mendorong kesadaran tentang trauma dalam masyarakat kita. Dengan mengakui dan mengatasi trauma, kita berusaha untuk membangun dunia yang lebih berbelas kasih, inklusif, dan berempati bagi mereka yang mengalami perjuangan trauma.
Sebagai Hari Trauma Sedunia berakhir, kita diingatkan akan pentingnya terus berjuang untuk melindungi dan membantu mereka yang terpengaruh oleh berbagai bentuk trauma. Semua orang memiliki peran dalam membangun lingkungan yang aman, mendukung, dan terapeutik bagi individu yang merasakan dampak trauma. Dengan bekerja bersama, kita dapat mengurangi beban trauma di seluruh dunia dan menciptakan ruang untuk kesembuhan, pemulihan, dan perkembangan positif.